DUNIA ENERGI TERBARUKAN INDONESIA

Indonesia memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah besar. Melimpahnya sumberdaya energi terbarukan selain memiliki fungsi strategis sebagai security of supply karena keterbatasan sumberdaya energi primer yang berasal dari fosil, juga akan berfungsi sebagai pemicu (precursor) bagi kegiatan ekonomi pedesaan. Dengan arahan yang tepat bagi pemanfaatan energi di desa maka diharapkan banyak usaha atau kegiatan produktif yang muncul guna meningkatkan perekonomian rumah tangga dan desa. Beberapa diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti: mikrohidro, tenaga surya, tenaga angin, bioethanol, panas bumi bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Hampir semua sumber energi tersebut sudah dicoba diterapkan dalam skala kecil di tanah air. Momentum krisis BBM saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menata dan menerapkan dengan serius berbagai potensi tersebut. Meski saat ini sangat sulit untuk melakukan substitusi total terhadap bahan bakar fosil, namun implementasi sumber energi terbarukan sangat penting untuk segera dimulai. Di bawah ini dibahas secara singkat berbagai sumber energi terbarukan tersebut. Pemanfaatan energi secara nasional yang masih terfokus kepada penyediaan listrik mengakibatkan tersentralisasinya pembangunan nasional di perkotaan dan terlupakannya perencanaan energi bagi masyarakat pedesaan. Sebaliknya pemanfaatan energi yang komprehensif dan terdesentralisasi dengan baik akan memberikan manfaat bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia secara menyeluruh, di perkotaan dan pedesaan dari Sabang sampai Merauke. Penelitian di bidang energi terbarukan terus dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan yang pada intinya untuk kemakmuran bersama menuju dunia yang lebih baik yang lebih sehat. Web ini menyajikan perkembangan seputar penelitian energi terbarukan serta pemanfaatannya.

Thursday, February 5, 2009

Bioethanol dan Biodiesel

Bioethanol adalah ethanol yang diproduksi dari tumbuhan. Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun dia mampu menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mesin, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin; bahkan dalam beberapa hal, bioethanol dan gasohol lebih baik dari bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak menciptakan CO2 neto ke lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagai bahan baku bioethanol. Bioethanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, singkong, ubi, dan sagu; ini merupakan jenis tanaman yang umum dikenal para petani di tanah air. Efisiensi produksi bioethanol bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan bagian tumbuhan yang tidak digunakan sebagai bahan bakar yang bisa menghasilkan listrik. Biodiesel didapatkan dari minyak tumbuhan seperti sawit, kelapa, jarak pagar, kapok, dsb. Kandungan sulfur yang relatif rendah serta angka cetane yang lebih tinggi menambah daya tarik penggunaan biodiesel dibandingkan solar. Serupa dengan produksi bioethanol, pemanfaatan bagian tanaman yang tidak digunakan dalam produksi biodiesel perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat, bioethanol dan biodiesel merupakan dua kandidat yang bisa segera diimplementasikan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

0 comments: